Ada 4 tahapan ujian menurut Nisbet :
1. The Incres in Workload (pertambahan beban kerja)
Sebelum mengadakan pembaruan, harus dipikirkan terlebih dahulu dan direncanakan sehingga segala sesuatunya lebih terarah dan terkontrol (untuk antisipasi) sehingga hal-hal penting tidak lagi terlewatkan dan hal-hal baru juga harus menggantikan yang lama / tidak terpakai lagi.Tetapi karena adanya perubahan, pasti terdapat juga pertambahan beban kerja misalnya untuk merevisi ulang kembali sesuatu agar kesalahan-kesalahan yang lama tidak terulang lagi.
Contoh : Pada beberapa mata kuliah, yang memiliki beberapa versi buku, ada yang versi lama dan ada juga versi baru setelah direvisi ulang. Namun biasanya lebih sering digunakan versi yang baru karena kesalahan-kesalahan yang ada di buku yang lama telah direvisi kembali, namun kadang-kadang ini membuat kerancuan karena beberapa masih ada yang menggunakan versi yang lama. Pertambahan beban kerjanya yaitu ketelitian yang digunakan agar kesalahan-kesalahan di buku versi lama tidak terulang lagi di versi yang baru.
2. Loss of Confidence (kehilangan kepercayaan)
Sebelum memberikan dan mengembangkan materi baru, terlebih dahulu guru/ pendidik mempersiapkan dirinya dengan materi-materi baru serta meningkatkan skill agar tidak lagi canggung dalam menguraikan materi dan mengembangkannya agar disampaikan kepada yang lainnya.
Contoh : Pada beberapa matakuliah, digunakan blogspot sebagai media untuk mengumpulkan tugas dan pemberian informasi yang baru saja digunakan. Biasanya dosen matakuliah tersebut harus terlebih dahulu mengerti penggunaan media blog tersebut secara menyeluruh agar ketika ada mahasiswa yang kurang memahami penggunaan blog, dapat dijelaskan dan dibantu oleh dosen pengampuhnya tersebut.
3. The Period of Confusion (masa kacau)
Pada saat para pendidik mencoba meningkatkan skill dan mengadakan pembaruan, ada kalanya dimana terjadi kekacauan yang tidak diinginkan. Namun biasanya karena pendidik sudah lebih mempersiapkan dirinya, maka kekacauan-kekacauan yang terjadi, masih dapat diatasi atau masih bisa dikendalikan.
Contoh : Seperti halnya contoh yang pertama, ketika ada matakuliah yang memiliki 2 versi buku, versi lama dan baru, biasanya disini terjadi kerancuan/kekacauan, dimana ketika ada beberapa mahasiswa yang masih menggunakan buku lama dan membandingkannya dengan buku baru yang isinya sudah cukup berbeda dan halamannya juga berbeda, sehingga membuat kebingungan. Namun biasanya hal-hal semacam ini dapat dikendalikan oleh dosennya sehingga masalah yang timbul dapat diminimalisasikan.
4. The Blacklash
Pembaruan digunakan agar ketika ada masalah-masalah lama yang muncul, maka disinilah pembaruan harus diterapkan dan tidak lagi memakai rumusan/teori yang sudah usang sehingga meminimalisir adanya kekacauan (error).
Contoh : Misalnya seperti system absensi dalam perkuliahan, ada beberapa mahasiswa yang masih berani menitipkan absennya dengan cara meminta tolong kepada temannya untuk menandatangani absen mereka (titip absen) karena system absennya dengan cara absen bergilir, namun akhir-akhir ini dosen menggunakan cara baru untuk meminimalisir hal-hal seperti ini dengan menerapkan cara absen panggil (memanggil nama mahasiswa satu per satu dan mengeceknya) yang terlihat lebih efektif dan menghilangkan kekacauan yang sebelumnya.