Alhamdulillah akhirnya bisa diupload juga filenya, bisa klik disini untuk laporan hasil observasi dalam bentuk rtf. Dan yang slide di klik disini. maaf atas ketelatan kami.
(UAS) 1. Denise, coba kamu uraikan pengalaman chat dengan Dita serta Risa sebagai tugas penggantimu tempo hari berdasarkan salah satu teori paedagogi yang paling kamu kuasai.
Menurut saya, pengalaman berdiskusi online bertiga dengan Risa dan Dita itu merupakan salah satu cara dalam mengembangkan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi di dalam grup sekaligus mengasah kemampuan dalam e-learning. Kami bertiga melakukan chatting online di dalam forum diskusi sebagai tugas pengganti yang telah diberikan Ibu Dina, dan kami telah sepakat sebelumnya untuk membahas dan mereview mengenai Film ‘My Name is Khan’ yang baru-baru saja diputar pada saat itu. Menentukan suatu topic untuk dibahas dan berfokus pada suatu topic untuk dibahas termasuk dalam langkah-langkah menyusun rencana dalam model pembelajaran Mutiple Intelligences menurut teori Gardner. Membahas suatu topic mengenai film tentunya, kami bertiga dapat saling mengemukakan pendapat. Dalam forum diskusi online tersebut, kami saling membahas film tersebut yang tentu saja mengembangkan kemampuan kami dalam Kecerdasan Linguistik karena setelah menonton film tersebut kami dapat menyimpulkan pesan moral apa saja yang didapat dari film tersebut. Kecerdasan Linguistik seseorang (menurut Gardner) tidak hanya dapat diukur melalui kita dapat menggunakan dan merangkai kata-kata secara lisan, namun dengan cara menumpahkannya dalam bentuk tulisan juga merupakan salah satu cara untuk mengasah Kecerdasan Linguistik kita. Bahkan saya secara pribadi sering merasa bahwa dengan tulisan (bukan lisan) saya dapat lebih baik dalam merangkai kata-kata dan mengekspresikan apa yang ingin saya katakan. Di dalam teori Contextual Teacing and Learning (CTL), ada salah satu komponennya yaitu Learning Community dimana kami menjalankan sebuah proses pembelajaran yang hasilnya didapat dari kerja sama dengan teman-teman yang lain. Saya mendapatkan sebuah hasil pembelajaran dari chatting saya bersama Dita dan Risa, dimana kami saling sharing dan mengemukakan pendapat sehingga kami saling mendapat pengetahuan baru dari yang tadinya tidak tahu jadi tahu. Apalagi selama forum diskusi kami itu berlangsung terjadi proses komunikasi yg tidak hanya satu arah dan tidak pasif, sehingga terasa sangat menyenangkan dan membuat penasaran serta membuat kita berlomba-lomba dalam bercerita. Namun dalam forum diskusi pun tetap ada peraturan dan tata krama dimana kami tidak mungkin berebut dalam mengemukakan pendapat kami. Dalam situasi seperti ini kami dapat mengembangkan kecerdasan Interpersonal sekaligus kecerdasan Intrapersonal karena selain masing-masing dari kami dapat saling mempengaruhi satu sama lain, kami juga membatasi diri kami untuk membiarkan satu sama lain untuk berbicara satu per satu dan menghargai apa yang mereka kemukakan sehingga apa yang saling kami sampaikan juga dapat kami mengerti satu sama lain. Yang pasti, pengalaman chatting saya bersama Dita dan Risa kemarin itu tidak akan saya lupakan, karena berisi informasi yang sangat ‘kaya’ dan merupakan salah satu model pembelajaran yang menyenangkan sekaligus mudah untuk dimengerti. :)
(UAS) 2. Jawaban soal ini paling lambat saya tunggu hingga tanggal 13 Juni 2010. Menurut kamu, adakah teori paedagogi yang dapat menjelaskan alasan saya memperpanjang toleransi penyelesaian UAS no 2. ini? Coba uraikan.
Menurut saya, ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan mengapa Ibu memberikan kami tenggang waktu menjawab soal UAS yang kedua hingga tanggal 13 Juni. Ibu menerapkan Teori Multiple Intelligence oleh Gardner yaitu kecerdasan Interpersonal dimana Ibu mampu memahami dan mempersepsi suasana hati kami, motivasi serta perasaan kami. Dan juga Ibu dapat mengetahui bagaimana kemarin perasaan kami dan otak kami yang cukup stress dan ‘mumet’ menghadapi UAS pada mata kuliah lain sebelumnya, sehingga Ibu menerapkan kecerdasan interpersonal ini dlm memberikan tenggang waktu yang lama serta memberikan kesempatan sehingga kami dapat me-refresh otak kami sejenak lalu menjawab soal UAS dari Ibu.
Lalu pada CTL (Contextual Teaching and Learning), ada salah satu komponennya yaitu pembelajaran Konstruktivistik, dimana dijelaskan bahwasanya tugas guru/dosen memfasilitasi proses konstruktivistik tersebut dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri. Disini yang saya tangkap, bahwa Ibu sangat bertanggung jawab dan memberikan kami waktu yang cukup lama agar kami menemukan jawaban untuk soal UAS yang kedua ini, dan mungkin Ibu sengaja melakukannya karena kami sudah memasuki masa liburan sehingga menjadi lebih santai namun tetap menyelesaikan tugas dengan keringanan batas waktu yang ditentukan.
Ibu juga menerapkan pembaruan pendidikan menurut Teori Nisbet dengan memenuhi keempat tahapan ujian itu (The Incres in Workload, Loss of Confidence, The Period of Confusion, The Blacklash) dimana secara keseluruhan dapat saya simpulkan bahwa Ibu membuat suatu model ujian dengan melalui blog itu merupakan suatu pembaruan pendidikan, dimana sebelumnya Ibu telah mempersiapkan segala sesuatunya seperti soal dan bahkan kemungkinan apabila soal yang akan Ibu post di komen blog tidak dapat diposting, pada pertemuan terakhir matakuliah Paedagogi, Ibu meminta kami agar mengecek dan mengetes post di komen blog kami dan apabila tidak bisa segera lapor ke Ibu melalui email. Dan juga ada tenggang waktu yang diberikan oleh Ibu untuk kami menjawab soal-soal UAS nya berbeda dengan matakuliah yang lain dan khusus untuk soal kedua, Ibu memberikan tenggang waktu yang lebih lama hingga tanggal 13 Juni. Menurut saya, semua itu Ibu lakukan dalam rangka memperbarui pendidikan serta membangun ikatan yang kuat antar Dosen dengan mahasiswa dengan memahami kemampuan kami dan memberikan batas waktu yang lama agar kami bisa menemukan jawaban dan ide-ide untuk proses pembelajaran ini. :)
(UAS) 1. Denise, coba kamu uraikan pengalaman chat dengan Dita serta Risa sebagai tugas penggantimu tempo hari berdasarkan salah satu teori paedagogi yang paling kamu kuasai.
BalasHapusMenurut saya, pengalaman berdiskusi online bertiga dengan Risa dan Dita itu merupakan salah satu cara dalam mengembangkan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi di dalam grup sekaligus mengasah kemampuan dalam e-learning.
BalasHapusKami bertiga melakukan chatting online di dalam forum diskusi sebagai tugas pengganti yang telah diberikan Ibu Dina, dan kami telah sepakat sebelumnya untuk membahas dan mereview mengenai Film ‘My Name is Khan’ yang baru-baru saja diputar pada saat itu. Menentukan suatu topic untuk dibahas dan berfokus pada suatu topic untuk dibahas termasuk dalam langkah-langkah menyusun rencana dalam model pembelajaran Mutiple Intelligences menurut teori Gardner.
Membahas suatu topic mengenai film tentunya, kami bertiga dapat saling mengemukakan pendapat. Dalam forum diskusi online tersebut, kami saling membahas film tersebut yang tentu saja mengembangkan kemampuan kami dalam Kecerdasan Linguistik karena setelah menonton film tersebut kami dapat menyimpulkan pesan moral apa saja yang didapat dari film tersebut. Kecerdasan Linguistik seseorang (menurut Gardner) tidak hanya dapat diukur melalui kita dapat menggunakan dan merangkai kata-kata secara lisan, namun dengan cara menumpahkannya dalam bentuk tulisan juga merupakan salah satu cara untuk mengasah Kecerdasan Linguistik kita. Bahkan saya secara pribadi sering merasa bahwa dengan tulisan (bukan lisan) saya dapat lebih baik dalam merangkai kata-kata dan mengekspresikan apa yang ingin saya katakan.
Di dalam teori Contextual Teacing and Learning (CTL), ada salah satu komponennya yaitu Learning Community dimana kami menjalankan sebuah proses pembelajaran yang hasilnya didapat dari kerja sama dengan teman-teman yang lain. Saya mendapatkan sebuah hasil pembelajaran dari chatting saya bersama Dita dan Risa, dimana kami saling sharing dan mengemukakan pendapat sehingga kami saling mendapat pengetahuan baru dari yang tadinya tidak tahu jadi tahu. Apalagi selama forum diskusi kami itu berlangsung terjadi proses komunikasi yg tidak hanya satu arah dan tidak pasif, sehingga terasa sangat menyenangkan dan membuat penasaran serta membuat kita berlomba-lomba dalam bercerita. Namun dalam forum diskusi pun tetap ada peraturan dan tata krama dimana kami tidak mungkin berebut dalam mengemukakan pendapat kami. Dalam situasi seperti ini kami dapat mengembangkan kecerdasan Interpersonal sekaligus kecerdasan Intrapersonal karena selain masing-masing dari kami dapat saling mempengaruhi satu sama lain, kami juga membatasi diri kami untuk membiarkan satu sama lain untuk berbicara satu per satu dan menghargai apa yang mereka kemukakan sehingga apa yang saling kami sampaikan juga dapat kami mengerti satu sama lain.
Yang pasti, pengalaman chatting saya bersama Dita dan Risa kemarin itu tidak akan saya lupakan, karena berisi informasi yang sangat ‘kaya’ dan merupakan salah satu model pembelajaran yang menyenangkan sekaligus mudah untuk dimengerti. :)
(UAS) 2. Jawaban soal ini paling lambat saya tunggu hingga tanggal 13 Juni 2010. Menurut kamu, adakah teori paedagogi yang dapat menjelaskan alasan saya memperpanjang toleransi penyelesaian UAS no 2. ini? Coba uraikan.
BalasHapusMenurut saya, ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan mengapa Ibu memberikan kami tenggang waktu menjawab soal UAS yang kedua hingga tanggal 13 Juni.
BalasHapusIbu menerapkan Teori Multiple Intelligence oleh Gardner yaitu kecerdasan Interpersonal dimana Ibu mampu memahami dan mempersepsi suasana hati kami, motivasi serta perasaan kami. Dan juga Ibu dapat mengetahui bagaimana kemarin perasaan kami dan otak kami yang cukup stress dan ‘mumet’ menghadapi UAS pada mata kuliah lain sebelumnya, sehingga Ibu menerapkan kecerdasan interpersonal ini dlm memberikan tenggang waktu yang lama serta memberikan kesempatan sehingga kami dapat me-refresh otak kami sejenak lalu menjawab soal UAS dari Ibu.
Lalu pada CTL (Contextual Teaching and Learning), ada salah satu komponennya yaitu pembelajaran Konstruktivistik, dimana dijelaskan bahwasanya tugas guru/dosen memfasilitasi proses konstruktivistik tersebut dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri. Disini yang saya tangkap, bahwa Ibu sangat bertanggung jawab dan memberikan kami waktu yang cukup lama agar kami menemukan jawaban untuk soal UAS yang kedua ini, dan mungkin Ibu sengaja melakukannya karena kami sudah memasuki masa liburan sehingga menjadi lebih santai namun tetap menyelesaikan tugas dengan keringanan batas waktu yang ditentukan.
Ibu juga menerapkan pembaruan pendidikan menurut Teori Nisbet dengan memenuhi keempat tahapan ujian itu (The Incres in Workload, Loss of Confidence, The Period of Confusion, The Blacklash) dimana secara keseluruhan dapat saya simpulkan bahwa Ibu membuat suatu model ujian dengan melalui blog itu merupakan suatu pembaruan pendidikan, dimana sebelumnya Ibu telah mempersiapkan segala sesuatunya seperti soal dan bahkan kemungkinan apabila soal yang akan Ibu post di komen blog tidak dapat diposting, pada pertemuan terakhir matakuliah Paedagogi, Ibu meminta kami agar mengecek dan mengetes post di komen blog kami dan apabila tidak bisa segera lapor ke Ibu melalui email. Dan juga ada tenggang waktu yang diberikan oleh Ibu untuk kami menjawab soal-soal UAS nya berbeda dengan matakuliah yang lain dan khusus untuk soal kedua, Ibu memberikan tenggang waktu yang lebih lama hingga tanggal 13 Juni. Menurut saya, semua itu Ibu lakukan dalam rangka memperbarui pendidikan serta membangun ikatan yang kuat antar Dosen dengan mahasiswa dengan memahami kemampuan kami dan memberikan batas waktu yang lama agar kami bisa menemukan jawaban dan ide-ide untuk proses pembelajaran ini. :)